Ga pernah
nyangka sebelumnya akan bisa nerima pesanan kue yang dibuat sendiri. Dari kecil
sebenernya ga asing sama kue. Sejak SD, keluarga di rumah nerima pesanan kue
kering untuk Idul Fitri. Kokinya? Ya bukan aku dooong :p Kokinya teteh yang
saat itu sekolah di SMK jurusan perkuehan,heheehe. Aku ngapain? Aku punya tugas
mulia, penghabis kue yang ga lolos QC (gosong dan patah). Oh, selain itu aku
juga jadi penabur gula buat kue putri salju :D
Hmmmmm....
itu kira kira 15 tahun yang lalu
Menyenangkan
bisa membuat kue. Bagian yang paling menyenangkan itu adalah waktu kue buatan
kita dihabiskan sama orang lain. Haaaaaaahh...menyenangkan! Melihat kue
dihabiskan itu ya, lebih lebih dari sekedar kata-kata pujian.
Kuliah
tingkat akhir jadi kenalan sama cake
karena penelitian tepung talas. Keterusan deh,hehehee. Aku ingat, pertama kali
bawa kue buatanku ke kampus itu waktu sidang Dea, salah seorang sahabatku. Aku buat
cupcake dengan hiasan fondant. Seterusnya? Hampir setiap sidang skripsi
sahabatku, aku buatkan kue. Sekalian percobaan juga sih, hahahaha.
Menyenangkan!
Apalagi kalau dibawa ke kampus, ya ampun...sekelebat mata kue bisa habis. Sering
merasa rindu kepada teman teman sejurusan yang langganan menghabiskan kue.
Dari sekedar
iseng dan sering bawa ke kampus, jadilah satu per satu mulai ada yang pesan.
Awalnya degdegan banget! Takut kuenya ga layak jual,hahahhaa. Lambat laun
makin sering ada pesanan ya mulai percaya diri juga buat nerima pesanan,
hehehee.
Tapi kan
percaya diri juga harus didukun sama ilmunya, akhirnya April 2013 ikut Bogasari Baking Class. Kebetulan selama
bulan April itu ada promo diskon 25% untuk perempuan dalam rangka memperingati
Hari Kartini. Terima kasih Ibu Kartini.
Membuat kue
itu selalu menyenangkan dan harus sedang senang. Kalo lagi bad mood lalu buat
kue? Entahlah, ga bener hasilnya. Jadi harus gimana? Ya harus selalu senang
biar siap nerima pesanan kue kapan pun.
Menyenangkan
kan? Dengan kue bisa membuat orang senang, ada yang pesan untuk orang tuanya, untuk acara keluarga, ulang tahun pacar,
kelulusan taman se-geng, ah macam macam lah. Rasanya jadi terlibat dalam keriangan mereka :)
Membuat kue
juga sangat melibatkan perasaan. Apalagi kue yang dipesan untuk orang tua. Ada
yang untuk anniversary pernikahan orang tuanya, Ayahnya ulang tahun, atau
Ibunya ulang tahun. Hmmmm...selalu terbawa perasaan.
Tahukah? Dari keseluruhan prosesnya,
Bagian yang paling sentimentil adalah saat menuliskan ucapan di atas kuenya.
Kadang aku iri pada mereka
yang masih bisa memberikan kejutan pada orang tua mereka. Dulu Ayah Mama belum
sempat mencicipi kue buatanku. Bahkan belum pernah juga membelikan kue ulang
tahun yang bagus untuk Ayah Mama. Ah kadang jadi suka berandai andai kalau aku bisa buat kue sedari dulu. Hmmmm... mungkin lewat kue untuk Ayah dan Ibu
orang lain, di tiap gigitannya tersampaikan rasa rinduku untuk Ayah dan Mama :)
Ayah, Mama,
Sekarang si penabur gula putri salju sudah jadi tukang
kue :)